Minggu, 28 Oktober 2012

JANGAN BUAT DIA CEMBURU!!


Bukan kekasih, teman ataupun orang tua. Dia yang mampu mengahapus segala kasedihan, dia yang mampu memberi kita segalanya, dialah sang maha pencipta alam semesta, Allah Azza Wa Jalla. Kenapa Dia cemburu? Kepada siapakah Dia cemburu? Mungkin itu pertanyaan yang terlintas dalam benak kita. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah cemburu, orang mukmin itu cemburu. Kecemburuan Allah ialah jika orang mukmin melakukan apa yang diharamkan atas dirinya.” Awalnya kita tidak pernah menyangka bahwa Allahpun juga pecemburu, bukan hanya kekasih di dunia yang selalu pikirkan setiap hari, tapi pikirkanlah Dia! Apakah kita pernah berhati- hati melakukan sesuatu yang tidak membuat Allah cemburu? Sepuluh banding satu kayaknya, atau malahan tidak pernah. Coba kalau kekasih di dunia, kita selalu menjaga sikap, agar tidak membuat ia cemburu. Sungguh ironis memang melihat fakta yang ada, tapi itulah manusia yang selalu terbelenggu oleh hawa nafsunya.
            Lewat sabda Rasulullah diatas sangat jelas, bahwa letak kecemburuan Allah ketika orang mukmin melakukan hal yang diharamkan dan melalaikan ketaatan kepada- Nya. Bukankah ketika kita telah mengikrarkan keimanan kepada Allah, berarati kita telah berikrar untuk menjadi hamba dan memilih Allah diatas segalanya, itulah semestinya. Terkadang kita lupa pada sang pencipta ketika kebahagiaan kita dapatkan, tanpa berpikir bahwa kebahagiaan tersebut adalah kejutan dari Allah, hadiah dari Allah. Tetapi, apa yang kita perbuat ketika mendapat kesensaraan, kesusahan, kesedihan, kita menangis, baru mengadu kepada- Nya, adapula yang menyalahkan Allah, Astaghfirullah. Sungguh sangat tidak adil apabila kita terus seperti ini. Allah tidak pernah tega membuat hamba- hamba- Nya menderita, karena Allah Maha tahu yang terbaik buat hamba- hamba- Nya. Dia selalu menghibur dengan firman- firman- Nya, “sesungguhnya setelah kesedihan pasti ada kemudahan,” lewat firman- firman- Nyalah kita selalu dibuat tegar  sekalipun badai menerjang.
            Kita perlu mencontoh para syahid yang rela mati demi cintanya kepada Allah, seperti Hasan Al Banna yang berhasil menggapai luhur citanya sebagai syahid ditembus timah panas penguasa dzalim, sebagaimana pula Sayyid Quthb yang dikenang sebagai pejuang setelah syahid ditiang gantung. Karena mereka mempunyai prinsip terhadap keimanan mereka bahwa Allah adalah tujuan segala kata dan gerak, demikian pula cita- cita tertinggi mereka adalah mati dijalan Allah. Sungguh sangat sejati cinta mereka kepada- Nya, lalu bagaimana dengan kita? Sudah sejatikah cinta kita kepada- Nya?
     Kesibukan memang selalu kita dapati, namun kita tidak boleh terlena dengan keuntungan duniawi, sehingga lupa dari ketaatan kita kepada- Nya. Lupa dan lalai dari ketaatan yang biasanya mendorong lahirnya perbuatan dosa, letak dosa inilah yang membuat Allah cemburu terhadap hamba- hamba- Nya yang mengaku beriman. Allah meciptakan langit dan bumi beserta isinya dengan penuh cinta, sudah selayaknya kita sebagai hamba- Nya tidak sering membuat Allah cemburu. Kita harus ingat bahwa tujuan kita diciptakan kedunia hanya untuk beribadah dan tunduk kepada- Nya, maka jangan biarkan Allah cemburu pada kita, karena ketaatan kita yang memudar, atau kemaksiatan yang mulai akrab dengan keseharian kita, atau bahkan ada cinta lain yang menyibukkan dari kekhusyuan cinta kepada- Nya. Itu yang harus kita hindari mulai sekarang.
“Tidak ada sesuatu yang lebih cemburuSelain Allah,
karena itu Dia mengharamkanSegala macam kekejian.”
(H.R Bukhari)


By: Bintu Rumi

1 komentar: